MANAJEMEN PEMASARAN GLOBAL



Disusun Oleh :
Kelompok 1
Ade Haqiqi Fatmawatie 10215089
Fika Khoeriah 17215649
Fitriandina Wiguna 12215754
Indah Kusuma 13215335
Kiffa Amalia 13215736
Warih Purwani 17215110


MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018
Latar Belakang
Dewasa ini, terdapat banyak tantangan dalam praktik manajemen dilingkungan global. Organisasi besar dan sukses yang memiliki manajer-manajer berbakat belum tentu selalu mengambil tindakan yang benar. Terlepas dari adanya tantangan seperti ini, going global menjadi sesuatu yang ingin dilakukan oleh kebanyakan organisasi.

PENDEKATAN ETNOSENTRIS, POLISENTRIS, DAN GEOMETRIS TERHADAP BISNIS GLOBAL
Pertama-tama mari kita pahami apa makna dari parokialisme. Parokialisme adalah cara pandang terhadap dunia semata-mata melalui pandangan dan perspektif diri sendiri dan tidak menyadari bahwa orang lain memiliki cara hidup dan bekerja yang berbeda-beda. Monolingualisme merupakan salah satu tanda sebuah Negara mengalami parokialisme. Monolingualisme memiliki arti yaitu menilai dunia hanya melalui penglihatan dan perspektifnya sendiri. Orang-orang yang memiliki sikap parokial tidak menyadari bahwa orang lain memiliki cara yang berbeda-beda dalam berkehidupan dan bekerja. Ada tiga kemungkinan sikap global:
Pandangan Etnosentris
Pandangan Etnosentris merupakan keyakinan parokialisme bahwa pendekatan dan praktik kerja terbaik adalah yang dimiliki oleh negara asal/negara sendiri atas home country (negara dimana kantor-kantor utama milik perusahaan berada). Para manajer yang berpandangan etnosentris meyakini bahwa orang-orang dinegara lain tidak memiliki kemampuan, keahlian, pengetahuan atau pengalaman yang dibutuhkan untuk membuat keputusan bisnis terbaik.
Pandangan Polisentris
Pandangan Polisentris memandang bahwa para karyawan di negara tuan rumah atau host country (negara lain dimana organisasi menjalankan bisnis) mengetahui pendekatan dan praktik kerja terbaik untuk menjalankan bisnis di negara tersebut. Para manajer berpandangan polisentris menganggap bahwa semua operasi luar negeri bersifat berbeda dan sulit dipahami. Maka, mereka cenderung mempersilakan para karyawan di negara tuan rumah menyimpulkan cara terbaik perusahaan beroperasi.
Pandangan Geosentris
Pandangan Geosentris merupakan sebuah pandangan berorientasi-dunia yang berfokus untuk menggunakan pendekatan dan orang terbaik dari seantero dunia. Para manajer yang berpandangan geosentris memiliki wawasan global dan mencari pendekatan dan orang terbaik tanpa memandang asal negaranya.Pandangan geosentris menuntut dihapuskannya pandangan parokial dan dikembangkannya pemahaman mengenai perbedaan antarkebudayaan. Inilah tipe pendekatan yang dibutuhkan para manajer sukses dalam lingkungan global masa kini.



MEMAHAMI LINGKUNGAN GLOBAL
Salah satu fitur penting dalam lingkungan global masa kini adalah perdagangan global. Perdagangan global bukanlah suatu hal yang baru. Banyak negara dan organisasi yang telah saling berdagang selama berabad-abad dan fakta ini berlanjut dimasa kini.
Perdagangan global masa kini dibentuk oleh dua kekuatan: persekutuan-persekutuan perdagangan regional dan perjanjian-perjanjian dagang yang dinegosiasikan sesuai dengan kewenangan World Trade Organization (WTO).

PERSEKUTUAN PERDAGANGAN REGIONAL
Kompetisi global dahulu dipandang sebagai perseteruan antarnegara. Kini, kompetisi global dibentuk oleh perjanjian-perjanjian perdagangan regional, antara lain Uni Eropa (European Union-EU), North American Free Trade Agreement (NAFTA), Association of South Asia Nations (ASEAN), dll.
Uni Eropa atau European Union (EU) adalah persekutuan ekonomi dan politik dari 27 negara demokratis di Eropa. Ketika 12 anggota awal membentuk EU ditahun 1992, motivasi utamanya adalah memantapkan kembali posisi ekonomi wilayah ini terhadap Amerika Serikat dan Jepang. Sebelumnya masing-masing negara Eropa memiliki pengawasan, perpajakan, dan pensubsidian di perbatasan negaranya; kebijakan-kebijakan nasionalistis; dan industri-industri yang diproteksi. Semua penghalang-penghalang perjalanan, pemberia pekerjaan, investasi dan dagang ini menghambat perusahaan Eropa melakukan pengembangan efisiensi ekonomi. Kini penghalang tersebut telah disingkirkan dan kekuatan ekonomi yang direpresentasikan oleh EU nyatanya cukup berarti. Keanggotaan terkininya mencakup populasi penduduk sejumlah hamper setengah miliar dan proporsi itu mencapai sekitar 31 persen dari total output perekonomian dunia.
Langkah berikutnya menuju unifikasi terjadi ketika 15 negara anggota EU mengadopsi mata uang bersama yaitu euro. Semua negara anggota abaru EU wajib mengadopsi euro. EU akan terus berevolusi dan memantapkan kekuatan ekonominya di salah satu pasar terkaya dunia dan bisnis-bisnis di Eropa akan senantiasa mengambil peran penting dalam perekonomian global.
North American Free Trade Agreement dan perjanjian-perjanjian lainnya di wilayah Amerika Latin. Ketika perjanjian terkait isu-isu penting yang dicakup oleh NAFTA disepakati oleh pemerintah Meksiko, Kanada dan Amerika Serikat pada tahun 1992, terbentuklah sebuah blok ekonomi yang sangat luas. Sampai dengan tahun 2008, NAFTA masih menjadi blok dagang terbesar didunia dalam ukuran GDP gabungan dari pada anggotanya.
Association of South East Asian Nations (ASEAN) adalah aliansi perdagangan dari 10 negara Asia Tenggara. Wilayah ASEAN memiliki populasi 566 juta dan GDP gabungan US$737 miliar. Wilayah yang bertumbuh pesat ini membuat semakin pentingnya peran ASEAN sebagai aliansi ekonomi dan politik regional yang pengaruhnya mungkin akan menyaingi pengaruh NAFTA dan EU.
World Trade Oganization
World Trade Organization merupakan organisasi global beranggotakan 153 negara yang mengurus aturan mengenai perdagangan antarnegara. Perdagangan global antarnegara tidak berjalan dengan begitu saja. Seiring munculnya isu-isu dagang, system-sistem dagang global memastikan bahwa perdagangan terus berjalan secara efektif dan efisien. Jelas bahwa salah satu realitas globalisasi adalah adanya ketergantungan antarnegara – artinya keadaan di satu negara dapat berpengaruh bagi negara lain. Contohnya krisis di Amerika Serikat pada tahun 2008 berpotensi menggangu pertumbuhan ekonomi di seantero dunia, namun efeknya ternyata minimal. Apa rahasianya? Mekanisme-mekanisme dagang dan financial ternyata berhasil mencegah potensi krisis tersebut. Salah satu mekanisme ini adalah World Trade Organization (WTO).
Tujuan WTO adalah menolong negara-negara untuk menjalankan perdagangan melalui sebuah system aturan dagang. Meskipun pada kritikus telah melancarkan protes keras kepadanya, dengan klaim bahwa perdagangan global mengacaukan bidang pekerjaan dan lingkungan alamiah, WTO berperan penting dalam memonitor dan memproosikan perdagangan global.

BERBAGAI TIPE ORGANISASI INTERNASIONAL
 Tipe-tipe perusahaan internasional:
Perusahaan multinasional(Multinational corporation-MNC). Istilah umum yang mencakup semua tipe perusahaan internasional yang menjalankan operasi di banyak negara. Perusahaan multinasional terbagi menjadi beberapa tipe:
Perusahaan multidomestik (Multidomestic corporation). Perusahaan multidomestik adalah perusahaan internasional yang menjalankan desentralisasi manajemen dan keputusan-keputusan lainnya ke negara lokal. Tipe globalisasi ini mencerminkan pendekatan polisentrik. Perusahaan multidomestik tidak berusaha membuat replika kesuksesan domestiknya dengan cara menjalankan manajemen operasi luar negerinya dari dalam negeri.
Perusahaan global (Global Company). Perusahaan global adalah perusahaan yang mensentralisasi manajemen dan keputusan-keputusan lainnya dinegara asal. Pendekatan globalisasi ini mencerminkan pendekatan etnosentris. Perusahaan global menganggap pasar dunia sebagai kesatuan utuh dan mereka berfokus pada kebutuhan akan efisiensi global. Beberapa contoh perusahaan global adalah Sony, Deutsche Bank AG dan Merril Lynch.
Organisasi Transnasional/Tanpa batas wilayah (Transnational/borderless organization). Organisasi Transnasional adalah perusahaan internasional yang mengeliminasi halangan geografis artifisial.

CARA ORGANISASI GO INTERNATIONAL
Global Sourcing (juga disebut global outsourcing), yaitu mengumpulkan bahan mentah atau tenaga kerja dari seantero dunia berdasarkan biaya termurah. Tujuannya adalah memanfaatkan keuntungan biaya yang lebih murah dalam rangka menjadi lebih kompetitif.
Langkah berikutnya dalam proses go internasional adalah mengekspor produk-produk organisasi ke negara lain – artinya memproduksi secara domestic lalu menjual ke luar negeri. Selain itu, organisasi akan mengimpor, yaitu membeli produk buatan ke luar negeri. Selain itu, organisasi akan mengimpor, yaitu membeli produk buatan luar negeri dan menjualnya dipasar domestik. Baik mengekspor maupun mengimpor pada umumnya mengandung investasi dan risiko yang minimal, sehingga banyak bisnis kecil yang sering memakai cara ini dalam berbisnis secara global.
Terakhir, para manajer dapat memanfaatkan pemberian lisensi (lincensing) , yaitu perjanjian dalam konteks sebuah organisasi memberikan hak membuat atau menjual produknya kepada organisasi lain dengan memakai teknologi atau spesifikasi produk tersebut, dan pembentukan waralaba (franchising), yaitu perjanjian dalam konteks sebuah organisasi memberikan hak dalam memakai nama dan metode operasinya kepada organisasi lain.
Begitu organisasi telah menjalankan bisnisnya secara internasional selama waktu tertentu dan telah mengumpulkan pengalaman bermain dipasar internasional, para manajer dapat memutuskan untuk lebih mengambil keuntungan melalui investasi langsung. Salah satu caranya berupa aliansi strategis, yaitu rekanan antara sebuah organisasi dan rekan perusahaan luar negerinya dalam konteks saling berbagi sumber daya dan pengetahuan untuk mengembangkan produk baru atau membangun fasilitas produksi. Sebuah tipe aliansi strategis dimana para rekan membentuk organisasi baru yang terpisah dan independen untuk tujuan bisnis tertentu disebut joint venture. Terakhir, para manajer dapat memilih berinvestasi langsung di luar negeri dengan mendirikan cabang luar negeri(foreign subsidiary) yang berdiri sendiri dan independen. Manajemen cabang ini dapat berupa organisasi multidomestik (kembali lokal) atau organisasi global (kendali tersentralisasi).

MENJALANKAN MANAJEMEN DI LINGKUNGAN GLOBAL
Para manajer akan menghadapi kesulitan dan resiko lebih besar ketika menjalankan fungsi-fungsi manajemen di lingkungan global. Ketika membandingkan satu negara dengan negara lainnya, sektor ekonomi, politik-hukum, dan social budaya merupakan potensi kesulitan paling besar. Berikut faktor-faktor penting dalam memahami lingkungan internasional:

LINGKUNGAN POLITIK/HUKUM
Perusahaan-perusahaan harus berhadapan dengan sistem politik asing ketika memasuki kancah internasional, disamping dengan pengawasan dan peraturan pemerintah yang ketat. Pejabat pemerintah dan masyarakat umum sering memandang perusahaan asing sebagai pihak luar atau bahkan penyusup dan sering mencurigai dampaknya terhadap kemandirian dan kedaulatan politik.
Risiko politik (political risk) didefinisikan sebagai resiko kehilangan asset, daya untung atau control manajemen karena peraturan datau tindakan politik dari pemerintah tuan rumah. Beberapa perusahaan membeli asuransi risiko politik dan manajemen risiko berkembang sebagai elemen penting dari strategi manajemen bagi organisasi-organisasi multinasional.

 LINGKUNGAN EKONOMI
Lingkungan ekonomi adalah kondisi ekonomi dinegara tempat organisasi internasional beroperasi. Seorang manajer global harus memahami isu-isu ekonomi ketika ia berbisnis di luar negeri. Pertama, penting untuk memahami tipe sistem ekonomi negara tersebut. Tipe sistem ekonomi:
Ekonomi pasar bebas (free market economy) adalah sistem ekonomi dimana kebanyakan sumber daya dimiliki dan diberdayakan oleh sektor swasta.
Ekonomi berencana (planned economy) adalah sistem ekonomi dimana keputusan-keputusan ekonomi ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Isu-isu ekonomi lain yang perlu dipahami oleh para manajer antara lain adalah tingkat pertukaran mata uang, laju inflasi, dan berbagai kebijakan pajak.
Laba sebuah MNC dapat sangat bervariasi,tergantung kekuatan mata uang negara asalnya dan negara tempat operasinya. Inflasi berarti harga suatu produk dan jasa bertambah mahal. Inflasi juga berpengaruh terhadap tingkat suku bunga, tingkat nilai tukar mata uang, biaya hidup dan kepercayaan diri menyeluruh dari sistem ekonomi dan politik suatu negara. Tingkat inflasi negara sangat bervariasi. Terakhir, kebijakan pajak dapat menjadi pertimbangan ekonomi yang besar. Hukum perpajakan dibeberapa negara lebih ketat ketimbang dinegara asal MNC, sedangkan dibeberapa negara lain hukum itu lebih longgar. Satu hal yang pasti adalah bahwa hukum perpajakan berbeda-beda di semua negara. Para manajer memerlukan informasi yang tepat mengenai peraturan perpajakan di negara tempat operasi mereka untuk meminimalkan kewajiban pajak secara keseluruhan dari bisnisnya.

LINGKUNGAN KEBUDAYAAN
 Setiap organisasi memiliki budaya tersendiri. Setiap negara juga memiliki budaya tersendiri. Budaya nasional adalah prinsip dan sikap dari warga di negara tertentu yang membentuk perilaku dan keyakinan mereka mengenai hal-hal yang penting bagi mereka.
Kerangka Kerja Hofstede untuk Menaksir Budaya. Geert Hofstede mengembangkan salah satu pendekatan yang paling banyak diacu secara luas dalam membantu para manajer lebih memahami perbedaan-perbedaan yang ada dalam budaya-budaya nasional. Riset Hofstede menyimpulkan bahwa setiap negara memiliki variasi dalam lima dimensi budaya nasional. Kelima dimensi tersebut antara lain:
Jarak Kekuasaan (power distance)
Jarak kekuasaan yang besar berarti bahwa orang menerima ketimpangan kekuasaan yang terjadi di lembaga, organisasi dan anggota masyarakat, sementara jarak kekuasaan yang kecil berarti mereka mengharapkan adanya kesetaraan kekuasaan. Negara-negara yang menghargai jarak kekuasaan yang besar misalnya Malaysia, Filipina dan Panama, sedangkan negara yang menghargai jarak kekuasaan yang kecil adalah Denmark, Austria dan Israel.


Tingkat penghindaran ketidakpastian
Tingkat penghindaran ketidakpastian yang tinggi berarti bahwa anggota suatu masyarakat merasa tidak nyaman dengan ketidakpastian dan ambiguitas sehingga lebih menyukai kepercayaan yang menjajikan kepastian dan keseragaman. Tingkat penghindaran kepastian yang rendah berarti bawa anggota suatu masyarakat memiliki toleransi yang tinggi terhadap ketidakteraturan, ketidakjelasan dan hal yang tidak terduga. Negara-negara dengan tingkat penghindaran ketidakpastian yang tinggi misalnya Yunani, Portugal dan Uruguay, sementara negara-negara dengan tingkat penghindaran ketidakpastian yang rendah misalnya Singapura dan Jamaika.
Individualisme dan kolektivisme
Individualisme adalah nilai kerangka social yang longgar,yang mengharapkan para individu untuk mengurusi diri mereka sendiri sedangkan kolektivisme adalah pilihan kerangka social ketat yang mengharapkan anggotanya untuk saling menjaga dan mengharapkan organisasi untuk melindungi kepentingan mereka. Negara-negara dengan nilai individualis adalah AS, Kanada, Inggris dan Australia, sementara negara dengan nilai kolektivis adalah Guatemala, Ekuador dan Cina.
Maskulinitas/feminitas
Maskulinitas adalah sikap yang mengutamakan prestasi, heroism, sikap asertif, pekerjaan(yang cenderung menuntut dan kesuksesan material. Feminitas adalah sikap yang mengutamakan nilai-nilai hubungan,kerjasama, pengambilan keputusan dalam kelompok dan kualitas hidup. Negara-negara dengan nilai maskulin adalah Jepang, Austria, Meksiko, dan Jerman. Sedangkan negara dengan nilai feminine adalah Swedia, Norwegia, Denmark dan Prancis. Pria maupun wanita sama-sama menganut nilai yang dominan di budaya maskulin maupun feminine.
Orientasi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Orientasi jangka panjang merupakan orientasi yang lebih mengutamakan masa depan serta sangat menghargai sikap hemat dan kegigihan. Orientasi jangka panjang ini dianut di Jerman, Australia, Inggris Raya dan Kanada.
Orientasi jangka pendek merupakan orientasi yang lebih mengutamakan masa lalu dan masa kini serta sangat menghargai tradisi dan pemenuhan kewajiban social. Orientasi jangka pendek ini dianut di China, Taiwan dan Jepang.



  MANAJEMEN GLOBAL DALAM DUNIA MASA KINI
Menjalankan bisnis secara global dimasa kini tidaklah mudah. Para manajer menghadapi tantangan-tantangan serius – tantangan yang muncul dari keterbukaan yang berkaitan dengan globalisasi dan dengan perbedaan kebudayaan yang signifikan.
Globalisasi dimaksudkan untuk membuka perdagangan dan menghapuskan halangan geografis antarnegara. Namun tindakan membuka diri itu selain mendatangkan hal yang positif juga mendatangkan hal yang negatif. Tantangan dari keterbukaan adalah adanya interdependensi ekonomi antarnegara dalam perdagangan. Tantangan-tantangan yang jauh lebih serius lagi selain tantangan dari keterbukaan ialah berasal dari kuatnya perbedaan yang mencakup tradisi,sejarah,keyakinan religious dan prinsip yang sudah sangat mengakar.
Kesuksesan dalam mempraktikan manajemen dilingkungan global masa kini memerlukan sensitivitas dan pemahaman yang luar biasa. Para manajer dari negara manapun perlu waspada terhadap cara keputusan dan tindakan mereka ditanggapi tidak hanya oleh pihak yang cenderung menyepakatinya namun lebih penting lagi oleh pihak yang mungkin tidak menyepakatinya. Para manajer perlu mencocokkan gaya kepemimpinan dan pendekatan manajemen mereka untuk mengakomodasikan tanggapan yang beragam itu. Sementara itu, seperti biasa, mereka perlu melakukan itu semua sembari tetap seefisien dan seefektif mungkin dalam rangka meraih tujuan-tujuan perusahaan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERMASALAHAN KOPERASI DAN SOLUSINYA